News

Cacing Pun Bisa Sebabkan Burung Batuk, Bersin, Beringus, Mata Berair

Kamis, 28 Juli 2016 | 2521
Cacing pun bisa sebabkan burung batuk, bersin, beringus, mata berair

Cacing pun bisa sebabkan burung batuk, bersin, beringus, mata berair

Sering kali kita menemui  burung batuk-batuk, bersin, beringus dan matanya berair. Hal itu dikarenakan adanya gangguan pada saluran pernafasan.  Apa penyebabnya? Cacing, ternyata bisa menjadi penyebab gejala tersebut.

 

Okelah, mari kita kenali sejumlah jenis cacing yang biasa mengganggu kesehatan burung. Yang paling banyak dijumpai adalah cacing tenggorokan (Syngamus trachea), cacing rambut (Capillaria sp.), cacing gelang (Ascaridia sp.), dan cacing pita (Cestoda).

1) Cacing tenggorokan

Gejala: Burung tampak batukbatuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.

Penyebab: Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian.

2) Cacing rambut

Gejala: Tidak ada gejala yang khas. Gejala yang tampak hanyalah burung menderita diare. Namun, jika seekor burung terkena maka akan menjalar dengan cepat kepada seluruh penghuni sangkar tersebut sampai akhir-nya dapat mematikan seluruh isi sangkar tersebut.

Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan melalui darah burung yang dihisapnya.

3) Cacing gelang

Gejala: Serangan cacing ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Akibat serangan cacing ini dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia) dan keracunannya pada burung inang oleh ekskresi buangan dari parasit. Demikian juga kebiasaan cacing ini menggerombol pada satu tempat dapat menyebabkan tersumbatnya usus sehingga berakibat burung inang mati.

Penyebab: Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok, merpati, dan unggas.

Tanah yang terinfeksi cacing dapat dikeduk bagian atasnya kemudian diberikan kapur pertanian serta disemprot dengan larutan desinfektan, seperti FreshAves.

4) Cacing pita

Gejala: Cestodiosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing pita, se-perti Davainea proglottina, Raillietina sp., Amoebotaenia sphenoides, dan Choanotaenia infundibulum. Gejala umum yang tampak pada burung yang terserang cestodiosis adalah lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan), sedikit diare. Cestodiosis davainea dapat menye-babkan burung tampak selalu membuka paruhnya seperti kehausan, sedangkan cestodiosis raillietina dapat menyebabkan bulu burung men-jadi kasar.

Penyebab penyakit ini adalah cacing pita. Cacing pita yang terpendek adalah Davainea proglottina (0,5 mm—3 mm) dan yang terpanjang adalah Raillietina tetragona dan R. echinobothrida (25 cm).

Selain pengobatan terhadap cacing, upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Hewan perantaranya yaitu lalat dan siput darat perlu dibasmi. Hewan ini dapat menularkan telur-telur cacing yang dimakan pada inangnya, yaitu unggas dan burung.

 

0